Macam-Macam Majas Pt 2
#SeninEdukasi
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
.
Apa kabar warga Man 1 Kota Tangerang hari ini kita akan membahas mengenai "MAJAS-MAJAS PART 2" Penasaran?? Keep Reading💖
.
P. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah kebalikan dari majas litotes. Dengan begitu majas hiperbola ini bisa diartikan sebagai pengungkapan dengan maksud untuk melebihkan dari kenyataan yang sebenarnya. Sehingga kemudian terkesan lebay dan tidak masuk akal.
Contoh dari penggunaan majas hiperbola ini misalnya:
Sehari diriku tak bertemu denganmu seperti 10 abad kita tak bertemu.
Harga BBM kini meroket ke langit angkasa.
Suaranya bagus mengguncang dunia.
Pada tiga contoh majas hiperbola ini terlihat bagaimana pernyataan berlebihan tersebut. Terdapat unsur melebih-lebihkan yang membuatnya seperti mustahil.
Q. Majas Depersonifikasi
Majas depersonifikasi adalah kebalikan dari majas personafikasi, yaitu mengungkapkan proses atau kegiatan manusia yang disifatkan kepada hewan atau benda non-manusia.
Contoh dari majas depersonifikasi ini misalnya:
Penonton sepakbola tampak menyemut di tribun.
Orang itu berdiam diri dan mematung.
Pada contoh majas depersonifikasi yang pertama di atas, kumpulan penonton disebut menyemut. Nah, kata itulah yang membuat kalimat tersebut termasuk majas depersonifikasi. Begitupun dengan kalimat kedua yang terdapat kata “mematung” yang menyematkan sifat patung sebagai benda mati kepada kegiatan manusia.
R. Majas Eufimisme
Majas eufimisme adalah majas yang bermaksud untuk menghaluskan makna. Digunakan kata tertentu yang lebih halus dari kata lainnya yang terkesan lebih kasar.
Contoh dari majas eufimisme ini misalnya sebagai berikut:
Dia adalah siswa tunarungu.
Saya mohon ijin untuk pergi ke belakang.
Pada contoh pertama, yang dimaksud “tunarungu” adalah siswa yang tidak bisa mendengar. Tidak digunakan kata “tuli” yang bermakna lebih kasar dan digantikan dengan “tunarungu”. Sementara pada contoh kedua, maksudnya adalah hendak buang hajat (kencing/BAB). Agar lebih halus, maka kemudian dipilihlah untuk menggunakan kata yang “ke belakang” itu.
S. Majas Disfemisme
Majas disfemisme adalah majas yang menggunakan kata-kata kasar dengan sengaja. Majas disfemisme ini merupakan kebalikan dari eufemisme.
Contoh dari majas disfemisme ini seperti:
Saya minta ijin untuk kencing.
Apa kabar John? (saat bicara dengan ayahnya sendiir yang bernama John)
Kedua contoh majas disfemisme secara jelas bagaimana kesan kasar yang muncul. Namun perkataan tersebut sengaja dilakukan supaya mendapat simpati atau sebaliknya mendapat antipati.
T. Majas Fabel
Majas fabel adalah majas yang menjelaskan perilaku hewan seolah-olah bisa bertindak seperti manusia. Ciri dari majas fabel ini adalah adanya hewan atau binatang dalam kalimat tersebut.
Contoh majas fabel ini misalnya:
Kucing itu sedang berdiskusi dengan kucing lainnya untuk menjebak tikus yang lewat.
Semut itu sedang bergotong-royong untuk mengangkut makanan yang berserakan itu.
Seperti Anda lihat, pada contoh majas fabel ini ada unsur hewan yang berperilaku seperti manusia. Pada kalimat di atas terdapat kata “kucing berdiskusi” dan “semut bergotong-royong”.
U. Majas Parabel
Majas parabel adalah majas yang dalam seluruh ceritanya terdapat nilai atau falasafah hidup yang mendalam.
Contoh dari majas parabel ini misalnya seperti:
Kisah Mahabarata yang mengisahkan bahwa yang benar pasti akan selalu menang.
Hikayat Bayan Budiman yang berisi kisah yang mengajarkan tentang teladan dan kebaikan.
V. Majas Perifrasa
Majas perifrasa adalah majas yang mengungkapkan dengan ungkapan yang lebih panjang untuk menggantikan ungkapan yang lebih pendek. Ciri dari majas perifrasa ini sering berupa sebutan atau julukan sesuatu.
Contoh dari majas perifrasa ini misalnya:
Andi bekerja di kota Pahlawan. (maksudnya Surabaya)
Dia menempuh studi di negeri kincir angin. (yang dimaksud adalah Belanda)
Seperti yang Anda lihat pada kedua contoh majas perifrasa ini, ada penggantian ungkapan berupa kota pahlawan dan negeri kincir angin. Penggantian ungkapan itu untuk membuat gaya berbahasa yang lebih dinamis.
W. Majas Eponim
Majas eponim adalah majas dengan menggunakan nama sesuatu untuk dipinjam sifatnya terkait dnegan konteks kalimat yang diutarakan. Ciri dari amjas eponim ini adalah adanya nama tokoh atau karakter yang terkenal.
Contoh dari majas eponim ini misalnya:
Rakyat sedang menunggu kedatangan Robin Hood untuk menumpas ketidakadilan ini.
Negeri ini butuh Gajah Mada agar bisa maju.
Pada kedua contoh majas eponim ini terlihat ada Robin Hood dan Gaah Mada, dua karakter yang sudah dikenal dan sifatnya terkait dengan kondisi yang sedang terjadi.
Selanjutnya, mari kita simak kategori majas selanjutnya yaitu majas pertentangan
2. Majas Pertentangan
Seperti namanya, majas pertentangan adalah majas yang di dalamnya terdapat pertentangan dengan maksudnya untuk menciptakan efek yang lebih dahsyat. Majas pertentangan ini pun banyak jenisnya. Berikut ini macam-macam majas pertentangan itu.
A. Majas Oksimoron
Majas oksimoron adalah majas yang di dalam satu frase itu terdapat sebuah paradoks. Ciri penting dari majas oksimoron ini adalah hal yang seolah bertentangan itu diungkapkan dalam satu frase.
Contoh dari majas oksimoron ini seperti:
Reuni itu penuh dengan isak tangis bahagia.
Cinta dan benci bergolak dalam dadaku.
Saat senang dan susah, kita akan jalani bersama.
Seperti Anda lihat ada hal-hal yang bertentangan seperti pada kata “isak tangis bahagia”, “cinta dan benci”, dan “senang dan susah”. Mengerti kan maksud dari majas oksimoron ini?
B. Majas Paradoks
Majas paradoks adalah majas mengungkapkan dua hal yang berlawanan meski keduanya benar secara kenyataan. Berbeda dengan oksimoron yang diungkapkan dalam satu frase, pada paradoks tidak demikian.
Contoh dari majas paradoks ini misalnya:
Walau berada di ruangan yang dipenuhi orang, aku merasa kesepian.
Meski nakal, tapi murid itu rajin dalam mengerjakan PR.
Ketika yang kaya semakin kaya, yang miskin kian miskin.
Pada ketiga contoh majas paradoks ini, Anda bisa lihat terdapat pertentangan yang keduanya merupakan benar. Anda juga bisa bandingkan dengan majas oksimoron sebelumnya untuk mengetahui perbedaannya.
C. Majas Antitesis
Majas antitesis adalah majas yang menggunakan kata-kata yang memiliki arti bertentangan satu dengan yang lain. Ciri dari majas antitesis ini, kata yang bertentangan itu sering berdekatan.
Biar lebih jelas, mari lihat contoh majas antitesis berikut ini.
Dari tua-muda, laki-laki dan perempuan, semuanya datang ke acara itu.
Siang malam, pagi sampai petang, lelaki itu bekerja keras untuk keluarganya.
Masuk surga atau neraka sangat tergantung perbuatan saat masih hidup.
Bisa Anda lihat kan ada kata “tua-muda”, “siang malam”, dan seterusnya yang bersifat antitesis.
D. Majas Kontradiksi Interminus
Majas kontradiksi interminus adalah gaya bahasa pengecualian. Sebelumnya disebutkan sesuatu yang diperbolehkan, dan kemudian diikuti dengan penyangkalan.
Mari lihat contoh majas kontradiksi interminus berikut ini:
Semua orang dilarang masuk ruangan ini, kecuali yang berwenang.
Keluarga itu pergi ke Surabaya, kecuali si sulung yang masih kuliah.
Semua harga BBM naik, kecuali Pertamax.
Nah, seperti yang Anda bisa lihat, ada makna pengecualian pada kalimat kontradiksio interminus di atas.
E. Majas Anakronisme
Majas anakronisme adalah jenis majas pertentangan yang mengatakan sesuatu di masa lalu, namun nampak ada yang bertentangan. Ciri dari majas anakronisme adalah dipakai untuk menceritakan hal yang terjadi di waktu lampau.
Contoh majas anakronisme seperti:
Galileo Galilei membawa iPhone saat menunjukkan hasil penemuannya.
Tentara Majapahit itu bersiap menggunakan pesawat F-16.
Seperti yang Anda tahu Iphone maupun F-16 belum ada di di zaman Galil
.
Nah itu dia majas mahas part 2 sampai jumpa di majas part 3 berikutnya.
wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
.
Salam edukasi 👋
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
.
Apa kabar warga Man 1 Kota Tangerang hari ini kita akan membahas mengenai "MAJAS-MAJAS PART 2" Penasaran?? Keep Reading💖
.
P. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah kebalikan dari majas litotes. Dengan begitu majas hiperbola ini bisa diartikan sebagai pengungkapan dengan maksud untuk melebihkan dari kenyataan yang sebenarnya. Sehingga kemudian terkesan lebay dan tidak masuk akal.
Contoh dari penggunaan majas hiperbola ini misalnya:
Sehari diriku tak bertemu denganmu seperti 10 abad kita tak bertemu.
Harga BBM kini meroket ke langit angkasa.
Suaranya bagus mengguncang dunia.
Pada tiga contoh majas hiperbola ini terlihat bagaimana pernyataan berlebihan tersebut. Terdapat unsur melebih-lebihkan yang membuatnya seperti mustahil.
Q. Majas Depersonifikasi
Majas depersonifikasi adalah kebalikan dari majas personafikasi, yaitu mengungkapkan proses atau kegiatan manusia yang disifatkan kepada hewan atau benda non-manusia.
Contoh dari majas depersonifikasi ini misalnya:
Penonton sepakbola tampak menyemut di tribun.
Orang itu berdiam diri dan mematung.
Pada contoh majas depersonifikasi yang pertama di atas, kumpulan penonton disebut menyemut. Nah, kata itulah yang membuat kalimat tersebut termasuk majas depersonifikasi. Begitupun dengan kalimat kedua yang terdapat kata “mematung” yang menyematkan sifat patung sebagai benda mati kepada kegiatan manusia.
R. Majas Eufimisme
Majas eufimisme adalah majas yang bermaksud untuk menghaluskan makna. Digunakan kata tertentu yang lebih halus dari kata lainnya yang terkesan lebih kasar.
Contoh dari majas eufimisme ini misalnya sebagai berikut:
Dia adalah siswa tunarungu.
Saya mohon ijin untuk pergi ke belakang.
Pada contoh pertama, yang dimaksud “tunarungu” adalah siswa yang tidak bisa mendengar. Tidak digunakan kata “tuli” yang bermakna lebih kasar dan digantikan dengan “tunarungu”. Sementara pada contoh kedua, maksudnya adalah hendak buang hajat (kencing/BAB). Agar lebih halus, maka kemudian dipilihlah untuk menggunakan kata yang “ke belakang” itu.
S. Majas Disfemisme
Majas disfemisme adalah majas yang menggunakan kata-kata kasar dengan sengaja. Majas disfemisme ini merupakan kebalikan dari eufemisme.
Contoh dari majas disfemisme ini seperti:
Saya minta ijin untuk kencing.
Apa kabar John? (saat bicara dengan ayahnya sendiir yang bernama John)
Kedua contoh majas disfemisme secara jelas bagaimana kesan kasar yang muncul. Namun perkataan tersebut sengaja dilakukan supaya mendapat simpati atau sebaliknya mendapat antipati.
T. Majas Fabel
Majas fabel adalah majas yang menjelaskan perilaku hewan seolah-olah bisa bertindak seperti manusia. Ciri dari majas fabel ini adalah adanya hewan atau binatang dalam kalimat tersebut.
Contoh majas fabel ini misalnya:
Kucing itu sedang berdiskusi dengan kucing lainnya untuk menjebak tikus yang lewat.
Semut itu sedang bergotong-royong untuk mengangkut makanan yang berserakan itu.
Seperti Anda lihat, pada contoh majas fabel ini ada unsur hewan yang berperilaku seperti manusia. Pada kalimat di atas terdapat kata “kucing berdiskusi” dan “semut bergotong-royong”.
U. Majas Parabel
Majas parabel adalah majas yang dalam seluruh ceritanya terdapat nilai atau falasafah hidup yang mendalam.
Contoh dari majas parabel ini misalnya seperti:
Kisah Mahabarata yang mengisahkan bahwa yang benar pasti akan selalu menang.
Hikayat Bayan Budiman yang berisi kisah yang mengajarkan tentang teladan dan kebaikan.
V. Majas Perifrasa
Majas perifrasa adalah majas yang mengungkapkan dengan ungkapan yang lebih panjang untuk menggantikan ungkapan yang lebih pendek. Ciri dari majas perifrasa ini sering berupa sebutan atau julukan sesuatu.
Contoh dari majas perifrasa ini misalnya:
Andi bekerja di kota Pahlawan. (maksudnya Surabaya)
Dia menempuh studi di negeri kincir angin. (yang dimaksud adalah Belanda)
Seperti yang Anda lihat pada kedua contoh majas perifrasa ini, ada penggantian ungkapan berupa kota pahlawan dan negeri kincir angin. Penggantian ungkapan itu untuk membuat gaya berbahasa yang lebih dinamis.
W. Majas Eponim
Majas eponim adalah majas dengan menggunakan nama sesuatu untuk dipinjam sifatnya terkait dnegan konteks kalimat yang diutarakan. Ciri dari amjas eponim ini adalah adanya nama tokoh atau karakter yang terkenal.
Contoh dari majas eponim ini misalnya:
Rakyat sedang menunggu kedatangan Robin Hood untuk menumpas ketidakadilan ini.
Negeri ini butuh Gajah Mada agar bisa maju.
Pada kedua contoh majas eponim ini terlihat ada Robin Hood dan Gaah Mada, dua karakter yang sudah dikenal dan sifatnya terkait dengan kondisi yang sedang terjadi.
Selanjutnya, mari kita simak kategori majas selanjutnya yaitu majas pertentangan
2. Majas Pertentangan
Seperti namanya, majas pertentangan adalah majas yang di dalamnya terdapat pertentangan dengan maksudnya untuk menciptakan efek yang lebih dahsyat. Majas pertentangan ini pun banyak jenisnya. Berikut ini macam-macam majas pertentangan itu.
A. Majas Oksimoron
Majas oksimoron adalah majas yang di dalam satu frase itu terdapat sebuah paradoks. Ciri penting dari majas oksimoron ini adalah hal yang seolah bertentangan itu diungkapkan dalam satu frase.
Contoh dari majas oksimoron ini seperti:
Reuni itu penuh dengan isak tangis bahagia.
Cinta dan benci bergolak dalam dadaku.
Saat senang dan susah, kita akan jalani bersama.
Seperti Anda lihat ada hal-hal yang bertentangan seperti pada kata “isak tangis bahagia”, “cinta dan benci”, dan “senang dan susah”. Mengerti kan maksud dari majas oksimoron ini?
B. Majas Paradoks
Majas paradoks adalah majas mengungkapkan dua hal yang berlawanan meski keduanya benar secara kenyataan. Berbeda dengan oksimoron yang diungkapkan dalam satu frase, pada paradoks tidak demikian.
Contoh dari majas paradoks ini misalnya:
Walau berada di ruangan yang dipenuhi orang, aku merasa kesepian.
Meski nakal, tapi murid itu rajin dalam mengerjakan PR.
Ketika yang kaya semakin kaya, yang miskin kian miskin.
Pada ketiga contoh majas paradoks ini, Anda bisa lihat terdapat pertentangan yang keduanya merupakan benar. Anda juga bisa bandingkan dengan majas oksimoron sebelumnya untuk mengetahui perbedaannya.
C. Majas Antitesis
Majas antitesis adalah majas yang menggunakan kata-kata yang memiliki arti bertentangan satu dengan yang lain. Ciri dari majas antitesis ini, kata yang bertentangan itu sering berdekatan.
Biar lebih jelas, mari lihat contoh majas antitesis berikut ini.
Dari tua-muda, laki-laki dan perempuan, semuanya datang ke acara itu.
Siang malam, pagi sampai petang, lelaki itu bekerja keras untuk keluarganya.
Masuk surga atau neraka sangat tergantung perbuatan saat masih hidup.
Bisa Anda lihat kan ada kata “tua-muda”, “siang malam”, dan seterusnya yang bersifat antitesis.
D. Majas Kontradiksi Interminus
Majas kontradiksi interminus adalah gaya bahasa pengecualian. Sebelumnya disebutkan sesuatu yang diperbolehkan, dan kemudian diikuti dengan penyangkalan.
Mari lihat contoh majas kontradiksi interminus berikut ini:
Semua orang dilarang masuk ruangan ini, kecuali yang berwenang.
Keluarga itu pergi ke Surabaya, kecuali si sulung yang masih kuliah.
Semua harga BBM naik, kecuali Pertamax.
Nah, seperti yang Anda bisa lihat, ada makna pengecualian pada kalimat kontradiksio interminus di atas.
E. Majas Anakronisme
Majas anakronisme adalah jenis majas pertentangan yang mengatakan sesuatu di masa lalu, namun nampak ada yang bertentangan. Ciri dari majas anakronisme adalah dipakai untuk menceritakan hal yang terjadi di waktu lampau.
Contoh majas anakronisme seperti:
Galileo Galilei membawa iPhone saat menunjukkan hasil penemuannya.
Tentara Majapahit itu bersiap menggunakan pesawat F-16.
Seperti yang Anda tahu Iphone maupun F-16 belum ada di di zaman Galil
.
Nah itu dia majas mahas part 2 sampai jumpa di majas part 3 berikutnya.
wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
.
Salam edukasi 👋
Komentar
Posting Komentar